Selama kurang lebih satu bulan pasca wabah pandemi covid-19 saya belum menyambut komuni.
Saya
mempunyai seorang adik, waktu itu ia selalu mengikuti live streaming misa
online pada channel komsos Keuskupan Palangka Raya. Sampai pada suatu hari ada
informasi dari mbak Ellenora (Orang Muda Katolik), siapa saja yang mau belajar
mari datang ke gereja Katedral Palangka Raya. Nanti Pastor ajarkan untuk
mengoperasikan alat live streaming itu.
Saya begitu gemetar, pusing dan mual. Pastor langsung mempercayakan saya untuk mengendalikan peralatan live streaming. Memang awalnya saya tidak begitu mendalami yang namanya susunan Perayaan Ekaristi, karena selama kuliah-pun saya kurang begitu aktif dalam pelayanan menggereja dan pada hari itu pula sebagai operator saya harus mengikuti detail perayaan mulai dari ritus pembuka sampai ritus penutup untuk ditampilkan pada layar streaming. Jujur untuk pertama kalinya saya dihadapkan dengan pengalaman yang luar biasa, Tuhan Yesus sungguh menarik saya dan memanggil saya langsung dihadapan-Nya melalui Ekaristi dan begitu merasakan bahwa hosti yang saya sambut itu bagaikan sebuah intan permata.
Hari
berikutnya saya harus mempersiapkannya lebih matang, saya optimis membawa madah bakti sambil
mengoperasikan live streaming. Setelah
selesai perayaan pastor menoleh kepada saya sambil tersenyum dan bekata
"tidak apa, nanti juga akan
hafal" saya malu minta ampun terhadap diri saya dan kembali belajar karena
kemampuan menghafal saya juga kurang begitu baik.
Kian hari anggota live streaming juga bertambah dan sampai saat ini tersisa 9 orang. Pada prosesnya kami belajar bekerja sama, berbagi pengalaman, dan tak luput dari perdebatan pendapat dan justru disitulah kami mulai membangun komitmen bersama untuk memberikan pelayanan terbaik kepada umat yang dapat mengikuti misa live streaming.
Setelah
berjalan lebih satu bulan ini saya merangkum pengalaman saya sebagai berikut.
1.
Saya baru sadar ada rangkaian cerita, rangkaian petualangan batin, rangkaian khotbah
yang selama ini tiap hari kalau kita ikuti semuanya kita akan dituntun untuk
lebih memahami apa isi dari pada kitab suci.
2.
Ternyata saya bisa lebih memahami apa yang disampaikan oleh pastor dengan bisa
menontonnya berulang kali.
3.
Saya bertanya-tanya apa yang membuat Pastor Silvanus Subandi kuat untuk
menjalani misa harian tanpa jenuh dalam pelayanan.
4.
Komitmen, kerja keras, kasih yang sabar, dan kasih yang murah hati
6. Awalnya
saya membenci lagunya dan saya mulai paham karisma pastor dalam pelayanan tanpa
mengubah sedikitpun esensi dari pada perayaan ekaristi
7. Saya tidak perduli mau viewer live stream ini sedikit atau banyak, karena capaian keberhasilan tim menurut saya adalah kualitas dari pada kita menyajikan misa dan menyambut komuni batin bukan perkara berapa yang mengikuti misa. Saya juga sering menonton ulang live itu dan tanpa mengurangi rasa keinginan dan kerinduan saya untuk berdoa menyambut berkat dari pastor lewat komuni batin
Pesannya adalah : Awalnya saya adalah sosok yang sangat membenci dengan misa online, tetapi saya dipanggil langsung oleh kasih Tuhan dan justru berperan aktif dalam misa online itu. Saran saya kepada sahabat, teman dan anda sekalian jangan sampai seperti saya dipanggil Tuhan terlebih dahulu dan baru saya menyadari bahwa Tuhan Yesus sungguh selalu hadir dalam hidup saya dan anda sekalian. Semoga Tuhan Memberkati.
Penulis : Cindi Fantika
Like, Comment and subscribe Youtube Channel Komsos
Katedral Palangka Raya
Misa
harian Senin s/dJumat 17.00 WIB
Misa
Mingguan Sabtu-Minggu 18.00 WIB
0 comments: