Kesadaran akan ketidakadilan, kesadaran akan persatuan yang mempersatukan dan kesadaran akan keberanian bersikap
Suaradionisius.com – Pada tanggal 20 Agustus 2021 Ketua Presidium PMKRI Cabang Palangka Raya diundang menjadi bintang tamu dalam program Beranda Kampus, Huma Betang Televisi, berbicara tentang bagaimana “ Spirit Kemerdekaan Dalam Zaman Kiwari ” kegiatan dipandu oleh Aleksius Ceca. Berikut rangkuman poin-poin yang disampaikan Ketua Presidium PMKRI Cabang Palangka Raya.
Berkaitan dengan
Spirit dan Kemerdekaan
Spirit disebut semangat atau Roh. Maka secara
sederhanannya ini menggambarkan kekuatan,kegembiraan, gairah dalam batin dan nafsu untuk bekerja dan
berjuang.
Disisi lain juga spirit ini merupakan sarana yang menjadi langkah awal mencapai
suatu kemenangan, karena spirit bertindak
sebagai pikiran jiwa dan raga, serta sebagai daya
yang menghidupkan tubuh kita untuk dapat melaksanakan perintah dalam bekerja.
Sedangkan merdeka ini bisa ditafsirkan setiap orang berbeda-beda tergantung pribadinya, tetapi secara umum merdeka adalah bebas dari perhambaan, penjajahan, dan yang sifatnya terikat namun mengikat bahkan tercekik wkwkwk. Kemerdekaan lebih kepada bagaimana kita, maupun kelompok dapat berdiri sendiri lepas dari tuntutan, tidak terikat, tidak bergantung kepada orang atau pihak tertentu.
Dalam spirit ruang lingkup organisasi
Berbicara tentang organisasi tentunya
masing-masing memiliki spirit/roh dalam gerakannya, begitu pun dengan
organisasi PMKRI juga mengenal yang namanya
spritualitas kader. Bedanya spirit dengan spiritualitas, kalau spirit
adalah roh, sedangkan kan spritualitas adalah keterarahan
batin dalam setiap sikap yang kita ambil dengan kata lain adalah tindakan atau
tingkah laku. Sehingga sangat perlu kecerdasan spiritualitas
harus dimiliki setiap individu karena itu yang membantu mengubah atau
mewujudkan (ajaran) kepercayaan kedalam tindakan/perilaku kepada sesama.
Spritualitas yang digerakan dan digelorakan kader PMKRI yaitu diwujudkan dalam bentuk TIGA BENANG MERAH, yang meliputi INTELEKTUALITAS, KRISTIANITAS, DAN FRATERNITAS. Ketiga unsur inilah yang seharusnya selalu mengarahkan dan menyemangati segenap kader PMKRI dalam segala pola aktivitasnya. Yang pada akhirnya bertujuan menjadi nilai pembeda, nilai lebih, nilai pengikat, dan nilai penguji dalam setiap tindakannya.
Dalam
Kemerdekaan Republik INDONESIA spirit yang dapat diambil
Spirit kemerdekaan
Republik Indonesia, Mengingatkan kembali kita bagaimana sejarah sebelum
pembacaan teks proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17
Agustus 2021 di kediaman soekarno. Tentunya banyak yang dapat kita pelajari dan
maknai hingga menjadi spirit, dan tinjakan awal kenapa Indonesia harus
memproklamirkan kemerdekaan
Hemat saya yaitu,
1. kesadaran akan ketidakadilan yang tidak mengenakan,
Meliputi : kemiskinan, penghinaan, pemaksaan
kehendak, pembunuhan, kebodohan yang dinina bobokan, bahkan paling parah menyangkut menyangkut
harga diri dinegeri sendiri. Maka dari spirit yang dapat kita pelajari
bagaimana kesadaran akan ketidakadilan.
Hal ini juga terbukti kesadaran itu muncul dari berbagai
perlawanan-perlawanan yang dilakukan oleh masyarakat waktu itu dan juga para
pemuda-pemuda yang ingin bebas. Pada tahun 1908, disitu kita mengenal organisasi salah
satu organisasi budi otomo yang didirikan Didirikan
di Jakarta, 20 Mei 1908 oleh pemuda-pelajar-mahasiswa dari lembaga
pendidikan STOVIA, wadah ini merupakan refleksi sikap kritis dan keresahan
intelektual. Organisasi itu merupakan wadah
perjuangan yang pertama kali memiliki struktur pengorganisasian modern.
Namun disisi lain jauh sebelum itu kesadaran akan ketidakadilan juga sudah muncul. Dimana kita mengenal dengan sebutan Nasionalis kuno, dalam hal ini masyarakat Indonesia sudah sangat mencintai tanah kelahirannya, bahkan kelompoknya kelompoknya. Tetapi dalam hal ini skopnya sangat sempit hanya terbatas dalam satu kelompok. Sehingga mempertahankan agar tidak ditindas oleh orang luar (pemerintah hindia belanda) . Sedangkan populasi Eropa yang tinggal di jawa pada tahun 1930 sejumlah 192.571 orang, mungkin di bawah tahun itu lebih banyak atau kur ang sedikit.
2.
Kesadaran akan persatuan yang mempersatukan
Sehingga dari fenomena diatas kesadaran akan ketidakadilan dan melawannya tidak cukup menjadi spirit untuk kemerdekaan Indonesia. Maka muncul kesadaran untuk Bersatu dalam menghadapi musuh Bersama yaitu kolonialisme dan imperialisme. Sehingga setalah tahun 1908. Kita mengenal tahun 1928 yaitu momentum Sumpah Pemuda dimana Dari kebangkitan kaum terpelajar, mahasiswa, intelektual, dan aktivis pemuda itulah, munculnya generasi baru pemuda Indonesia memiliki kesadaran akan persatuan dan Bersatu. Bersatu tidak dalam artian hanya bergerak dalam narasi dan suara semata (kumpul-kumpul) tidak ada tujuan tetapi ada maksud yang ingin dicapai yaitu kemerdekaan dari para penjajah.
3. Kesadaran akan berani
bersikap
Persatuan yang dibangun akan terbukti apabila
ada keberanian dalam menyuarakannya ini terbukti, pejuangan para pahlawan
mencapai hasil yang memuaskan walaupun perjuangan yang cukup lama sampai tahun
1945, kurang lebih semenjak dideklarasikannya sumpah pemuda 17 Tahun untuk
masyarakat berjuang merebut kedaulatannya.
Sebagai salah satu
contoh keberanian yang dapat kita ambil ketika didekat hari memproklamirkan kemerdekaan
RI terjadi perdepatan golongan tua dan muda, sampai saat ini kita mengenal peristiwa
rengasdengklok dimana seokarno dan moh hatta diculik untuk diaman dari pengaruh jepang. Ceritanya bermula
ketika Sutan Syahrir mendengar berita melalui radio bahwa
Jepang telah menyerah kepada pihak sekutu, Dengan informasi tersebut para
pejuang bawah tanah kemudian bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia. Mereka bahkan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai
hadiah dari Jepang. Akan tetapi usul tersebut ditolak oleh Soekarno dan Hatta.
Sehingga dari peristiwa tersebut dapat
saya ambil benang merahnya. Spirit/roh kemerdekaan Republik Indonesia ada tiga
yaitu :kesadaran akan ketidakadilan, kesadaran akan persatuan yang
mempersatukan dan kesadaran akan keberanian bersikap. Dengan tujuannya adalah
kemerdekaan dari para penjajah.
Dalam kontek hari ini
tujuannya mungkin berbeda yaitu kemerdekaan yang ingin dicari adalah
terwujudnya kesejahteraan umum (bonum commune). Dan Indonesia emas/maju 2045.
Maka 3 spirit diatas harus kita
menggelorakan kembali. Dan saya juga tidak heran ketika para mahasiswa di dalam
orasinya selalu mengatakan 1 kata yang sangat sulit kita gelorakan dan tidak
pernah terwujud sampai hari ini yaitu merdeka.
Karena pada kenyataannya
kesedaran tersebut belum sepenuhnya dijalankan oleh pemerintah dan seluruh
elemen masyarakat, semenjak awal Indonesia merdeka, yaitu seperti :
- Berkaitan dengan ketidakadilan kita lihat disekitar kita masih banyak masyarakat miskin secara alamiah maupun karena system, selanjutnya masih banyaknya pemuda yang tidak memiliki pekerjaan (mengganggur), belum lagi ada skala prioritas dalam segala hal antara si misikn dan si kaya.
- Berkaitan dengan persatuaan, sangat sulit diaktualisasikan karena banyak pertikaian di negeri sendiri seperti: pembunuhan, kriminalitas, sikap intoleransi, bahkan pemboman,masih terus terjadi dan dilakukan oleh anak bangsa sendiri.
- Dan berkaitan tentang keberanian pemerintah harus berani mengambil sikap secara tegas terkusus untuk para pejabat yang merusaki citra negara ini (dalam hal ini korupsi). Sehingga cita-cita untuk masyarkat sejahtera tidak mungkin terjadi apalagi jargon Indonesia emas 2045 apabila kejahatan secara structural masih terus terjadi.
Sehingga yang ingin saya sampaikan mari
kita sekali lagi glorakan 3 spirit tersebut. Dan refleksikan apakah saya pernah
menghargai para pahlawan yang memperjuangkan negara ini. Sehingga hemat saya
kemerdekaan tidak akan bisa dilanjutkan. Apabila kemerdekaan dalam diri kita
tidak bisa memaknainya. Seperti menggunakan pikiran untuk berpikir menghargai,
tangan untuk mengerjakan yang positif, kaki untuk menjalankan kebaikan, dan
seterusnya.
Dalam closing statmentnya
Ketua Presidium PMKRI Cab. Palangka Raya menyampaikan Spirit Kemerdekaan yang
dapat kita ambil secara terkhusus di Kalimantan Tengah yaitu menerapkan julukannya
“Bumi Tambun Bungai, Bumi Pancasila”. Dan yang saya garis bawahi adalah
bumi pancasilanya. Sehingga Pancasila saya memaknainya bukan hanya sekedar
dasar negara melainkan pedoma dalam bergerak didalam aktivitas sehari-hari.
Tutupnya.
0 comments: