Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) pada awalnya merupakan hasil fusi Federasi KSV (Katholieke Studenten Vereniging) dan Perserikatan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Yogyakarta. Federasi KSV yang ada saat itu meliputi KSV St. Bellarminus Batavia (berdiri di Jakarta, 10 November 1928), KSV St. Thomas Aquinas Bandung (berdiri 14 Desember 1947), dan KSV St. Lucas Surabaya (berdiri 12 Desember 1948). Federasi KSV yang berdiri tahun 1949 tersebut diketuai oleh Gan Keng Soei (KS Gani) dan Ouw Jong Peng Koen (PK Ojong). Adapun PMKRI Yogyakarta yang pertama kali diketuai oleh St. Munadjat Danusaputro, didirikan pada tanggal 25 Mei 1947.
Keinginan Federasi KSV untuk berfusi dengan Perserikatan
Mahasiswa Katolik Republik Indonesia Yogyakarta
saat itu, karena pada pertemuan
antar KSV dipenghujung 1949, dihasilkan keputusan bersama bahwa “….Kita
bukan hanya mahasiswa Katolik, tetapi juga mahasiswa Katolik Indonesia
..." Federasi akhirnya mengutus Gan Keng Soei dan Ouw Jong Peng Koen untuk
mengadakan pertemuan dengan moderator dan pimpinan PMKRI Yogyakarta.
Setelah mendapat saran dan berkat dari Vikaris Apostolik Batavia yang pro Indonesia,
yaitu Mgr. PJ Willekens, SJ. Utusan
Federasi KSV (kecuali Ouw Jong Peng Koen yang batal hadir karena sakit) bertemu
dengan moderator pada tanggal 18 Oktober 1950 dan pertemuan dengan Ketua PMKRI
Yogyakarta saat itu yaitu PK Haryasudirja bersama stafnya berlangsung sehari
kemudian. Dalam pertemuan-pertemuan tersebut intinya wakil federasi KSV yaitu
Gan Keng Soei mengajak dan membahas keinginan "Mengapa kita tidak berhimpuan
saja dalam satu wadah organisasi nasional mahasiswa Katolik Indonesia ? Toh
selain sebagai mahasiswa Katolik, kita semua adalah mahasiswa Katolik
Indonesia."
Maksud Federasi KSV ini mendapat tanggapan positif
moderator dan pimpinan PMKRI Yogyakarta.
Dan dua keputusan lain yang dihasilkan
adalah :
1. Setelah pertemuan tersebut, masing-masing organisasi harus
mengadakan kongres untuk membahas rencana fusi.
2. Kongres Gabungan antara Federasi KSV dan PMKRI Yogyakarta akan berlangsung di Yogyakarta tanggal 9 Juni 1951.
2. Kongres Gabungan antara Federasi KSV dan PMKRI Yogyakarta akan berlangsung di Yogyakarta tanggal 9 Juni 1951.
Dalam kongres gabungan tanggal 9 Juni 1951, kongres dibuka secara resmi oleh PK Haryasudirja selaku wakil PMKRI Yogyakarta bersama Gan Keng Soei yang mewakili Federasi KSV. Diluar dugaan, Kongres yang semula direncanakan berlangsung hanya sehari, ternyata berjalan alot terutama dalam pembahasan satu topik, yakni penetapan tanggal berdirinya PMKRI.
Disaat belum menemui kesepakatan, Kongres Gabungan sempat
diskors untuk memberikan kesempatan kepada masing-masing organisasi untuk
kembali mengadakan kongres secara terpisah pada tanggal 10 Juni 1951. Akhirnya Kongres Gabungan untuk fusi-pun
kembali digelar pada tanggal 11 Juni 1950 dan berhasil menghasilkan 14
keputusan yaitu :
1.
Federasi KSV dan PMKRI Yogyakarta berfusi menjadi satu sebagai organisasi
nasional mahasiswa katolik bernama:”Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik
Indonesia” yang kemudian disingkat PMKRI. Sebutan perhimpunan ini
disepakati sebagai pertimbangan agar organisasi baru ini sudah bersiap-siap
untuk mau dan mampu menampung masuk dan menyatunya organisasi-organisasi
mahasiswa Katolik lain yang telah berdiri berlandaskan asas dan landasan lain,
seperti KSV-KSV di daerah-daerah pendudukan Belanda guna menuju persatuan dan
kesatuan Indonesia.
2.
Dasar pedoman (AD/Anggaran Dasar) PMKRI Yogyakarta diterima sebagai AD
sementara PMKRI hingga ditetapkannya AD PMKRI yang definitif.
3.
PMKRI didirikan di Yogyakarta pada tanggal 25 Mei 1947.
4.
PMKRI berkedudukan ditempat kedudukan Pengurus Pusat PMKRI.
5.
Empat cabang pertama PMKRI adalah : PMKRI Cabang Yogyakarta, PMKRI Cabang
Bandung, PMKRI Cabang Jakarta, dan PMKRI Cabang Surabaya.
6.
Dalam ART setiap cabang PMKRI harus dicantumkan kalimat,”PMKRI berasal dari
Federasi KSV dan PMKRI Yogyakarta yang berfusi tanggal 11 Juni 1951”
7.
Santo pelindung PMKRI adalah Sanctus Thomas aquinas
8.
Semboyan PMKRI adalah “Religio Omnium Scientiarum Anima” yang artinya Agama
adalah jiwa segala ilmu pengetahuan.
9.
Baret PMKRI berwarna merah ungu (marun) dengan bol kuning di atasnya.
10.
Kongres fusi ini selanjutnya disebut sebagai Kongres I PMKRI.
11.
Kongres II PMKRI akan dilangsungkan di Sueabaya, paling lambat sebelum akhir
Desember 1952 dan PMKRI Cabang Surabaya sebagai tuan rumahnya.
12.
Masa kepengurusan PMKRI adalah satu tahun, dengan catatan: untuk periode
1951-1952 berlangsung hingga diselenggarakannya Kongres II PMKRI.
13.
PP PMKRI terpilih segera mendirikan cabang-cabang baru PMKRI diseluruh
Indonesia dan mengenai hal ini perlu dikoordinasikan dengan pimpinan Waligereja
Indonesia.
14.
PK Haryasudirja secara aklamasi ditetapkan sebagai Ketua Umum PP PMKRI periode
1951-1952.
Dengan keputusan itu maka kelahiran PMKRI yang ditetapkan pada
tanggal 25 Mei 1947 menjadi acuan tempat PMKRI berdiri. PMKRI didirikan di Balai Pertemuan Gereja
Katolik Kotabaru Yogyakarta di jalan Margokridonggo (saat ini Jln. Abubakar Ali). Balai pertemuan tersebut sekarang bernama
Gedung Widya Mandala.
Penentuan tanggal 25 Mei 1947 yang bertepatan sebagai
hari Pantekosta, sebagai hari lahirnya PMKRI, tidak bisa dilepaskan dari jasa
Mgr. Soegijapranata. Atas saran
beliaulah tanggal itu dipilih dan akhirnya disepakati para pendiri PMKRI,
setelah sejak Desember 1946 proses penentuan tanggal kelahiran belum menemui
hasil. Alasan beliau menetapkan tanggal
tersebut adalah sebagai simbol turunnya roh ketiga dari Tri Tunggal Maha Kudus
yaitu Roh Kudus kepada para mahasiswa katolik untuk berkumpul dan berjuang dengan landasan ajaran agama
Katolik, membela, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia.
Sumber : Buku Saku PMKRI
Sumber : Buku Saku PMKRI